"Perpeloncoan Itu Wajib” Kata Dia.


“Senior selalu benar dan tidak pernah salah” dalam masa penyambutan mahasiswa baru kalimat tersebut sudah familiar untuk di dengar. OSPEK ? Pada hakikatnya, kegiatan Ospek bertujuan untuk memperkenalkan Universitas kepada mahasiswa baru. Namun, kerap pelaksanaannya tidak sesuai yang diharapkan. Selama bertahun-tahun kegiatan tahunan ini selalu diwarnai dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Ada 3 jenis Ospek, yang pertama Ospek tingkat Universitas, kedua tingkat Fakultas dan yang ketiga sekaligus yang paling berbahaya adalah Ospek tingkat Jurusan/Prodi.
Ada suatu moment saya mempunyai kesempatan bisa berbicara sama seseorang yang sangat menentang sekali kalau sistem perpoloncoan itu di hapuskan. Pertanyaan pun mulai saya lontarkan kepadanya :
*saya “kenapa anda tidak setuju kalau perpeloncoan itu di hapuskan ?, Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud ) beserta Peraturan Dirjen dan ditambah lagi aturan kode etik mahasiswa yang dikeluarkan oleh Rektor kita jelas sekali melarang kegiatan yang berbasis perpeloncoan didalam kegiatan mahasiswa.!”.
*Dia “karena disanalah kita sebagai senior bisa dihargai oleh junior-junior kita. enak sekali tu mahasiswa baru kalau tidak ada sistem perpeloncoan, mereka harus kita berikan tantangan dan tekanan sebelum masuk kuliah. Kita dulu aja habis dibuat senior disaat ospek, dan sekarang kita sudah senior kita tak akan membiarkan mereka masuk seenaknya, setidaknya meraka juga pernah ngerasain apa yang pernah kita rasakan dahulu.”
*Saya “anda tidak takut apa dengan sanksi yang ada, jika terjadi perpeloncoan orang yang melakukannya akan dikenakan sanksi Skorsing dan juga bisa di Drop Out dari kampus ?”
*Dia “Kenapa harus takut ! mereka itu (yang membuat aturan) yang harus tunduk sama kita”
*Saya “anda ber-agama kan ? anda rajin beribadah nggak ?  
*Dia “ya ! saya punya Agama !. tapi jujur kalau dalam hal berIbadah saya nggak pernah. Hehehe (sambil tertawa).
*Saya “Pantes saja dia tidak takut dengan aturan yang ada. Aturan Tuhan aja dia langgar apa lagi Cuma sekedar aturan yang dibuat oleh manusia, (berbicara dalam hati).
*Dia “pasti kamu sangat mendukungkan kalau perpeloncoan itu dihapuskan ? kenapa sih anda setuju itu dihapuskan ? itukan sudah jadi tradisi turun temurun. 
Dengan lantang saya pun menjawab. “Pada dasarnya kegiatan OSPEK memiliki tujuan mulia untuk mempersiapkan mahasiswa baru untuk memasuki lingkungan pendidikan yang baru. Namun sejak tahun 1995an, kasus OSPEK mulai muncul di media publik seiring dengan banyaknya korban yang terus berjatuhan. Ospek, di jadikan sebagai ajang ekspresi impulsi kekerasan, dan jati diri praksis pendidikan, ospek mahasiswa tiru pola militeristik kekerasan pada sistem pendidikan Indonesia.
Bagi saya sendiri, OSPEK dengan sistem Perpeloncoan adalah budaya PEMBODOHAN yang terus dilestarikan untuk memenuhi kepuasan nafsu kekuasaan dan ekspresi agresifitas sekelompok orang semata dalam lingkungan pendidikan. Berikut ini alasan-alasan mengapa OSPEK dengan sistem Perpeloncoan harus dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia :
1. OSPEK dengan sistem Perpeloncoan hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.
2. Pelaksanaan OSPEK dengan sistem Perpeloncoan selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.
3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.
4. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.
5. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.
6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.
7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.
8. kata mereka OSPEK dengan sistem Perpeloncoan bermaksud untuk mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.
9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dengan sistem Perpeloncoan dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.
10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK dengan sistem Perpeloncoan terjadi lagi dalam hidup mereka. 
Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 dan Peraturan Dirjen Nomor 274 itu untuk mencegah terjadinya perpeloncoan dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah dan Kampus, dan dalam aturan Kode Etik Mahasiswa Rektor UNIB melarang kegiatan mahasiswa berbasis Perpeloncoan.

Logika saja, Menteri dan Rektor aja melarang keras kegiatan Perpeloncoan, TRUS DIMANA LETAK SISI BAIK NYA gan/sis ? hayo jawab !! kalau ingin di hormati dan di segani adik tingkatnya, ya anda kasih contoh yang baik dengan prestasi akademik dan non akademik, di jamin adik tingkat mana yg tidak menghormati/menghargai kalian wahai senior. bahkan dia akan bangga telah mengenal kalian. ! ingin di takuti oleh junior ya ? ranah pendidikan bukan menciptakan preman ataupun ajang cari siapa yang paling kuat ya.

#GerakanAntiPerpeloncoan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

komentar